Diungkapkan oleh peneliti robot sekaligus dosen Sekolah Teknik Elektro & Informatika (STEI) ITB, Kusprasapta Mutijarsa saat berbincang santai dengan detikINET.
"Film-film tentang robot ini membuat masyarakat takut dan menganggap robot itu jahat," kata pria yang biasa dipanggil Soni.
Soni berpendapat demikian berdasarkan pengalamannya berinteraksi dengan beberapa orang yang ditemui. Menurutnya, sosok robot yang digambarkan dalam film-film tersebut merupakan sosok yang jahat, merusak dan mengancam manusia.
"Sering saya ketemu dengan orang-orang, dan saat saya bercerita tentang robot mereka beranggapan bahwa robot itu seram, merusak dan mengancam manusia. Mereka berpendapat demikian karena melihat visualisasi robot di film-film," katanya.
Pendapat tersebut sering ditemukan Soni saat dirinya berinteraksi di luar lingkungan kampus. Kalau di lingkungan kampus, rata-rata mereka cukup realistis dan memahami tentang robot.
"Sebut saja Terminator, i-Robot, dan sejenisnya yang menggambarkan bahwa robot itu jahat dan bisa menguasai dunia. Atau bahkan film Wall-e, yang dikisahkan manusia menjadi sangat malas karena semuanya dikerjakan oleh robot. Nah ini lah yang membekas di masyakat. Pandangan mereka tentang robot menjadi negatif," paparnya.
Pandangan miring tentang robot ini disayangkan oleh Soni. Karena menurutnya robot seharusnya untuk membantu manusia. Bukan untuk menggantikan manusia. Pendapat tersebut Soni kutip dari pernyataan seorang profesor dari MIT.
"Menurut seorang profesor di MIT, secerdas-cerdasnya robot, tetap tidak bisa lebih cerdas dari manusia. Kita punya refleks, sedangkan robot itu memerlukan program yang bisa membuatnya bergerak. Karena komponennya kan ada sensor, motor dan program. Dan itu semua manusia yang membuatnya. Jadi kalau di film-film digambarkan robot bisa demikian cerdas sehingga bisa berpikir sendiri tanpa bantuan manusia, itu salah," terangnya.
0 komentar:
Posting Komentar
give your comment here, please do not spam